Mengapa Mencium Bau Makanan Bisa Menyebabkan Seseorang Menjadi Gemuk?

Top jempol.com - Di saat sedang merasakan lapar seseorang yang mencium aroma makanan yang menggugah selera bisa memunculkan keinginan untuk makan atau membuat nafsu makan bertambah. Jika tidak bisa mengontrol diri, hal ini bisa menjadi penyebab kegemukan atau obesitas.

Seperti yang dikemukakan dalam sebuah penelitian dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, bahwa ternyata hidung sebagai indera penciuman mempunyai pengaruh yang sangat signifikan yang bisa menyebabkan seseorang menjadi gemuk.
Mengapa Mencium Bau Makanan Bisa Menyebabkan Seseorang Menjadi Gemuk?
Mengapa Mencium Bau Makanan Bisa Menyebabkan Seseorang Menjadi Gemuk?

Hasil yang ditemukan dalam penelitian tersebut menemukan fakta bahwa mencium aroma makanan memainkan peran penting dalam system metabolisme tubuh manusia. Ada keterkaitan-keterkaitan yang tidak terpisahkan antara indera penciuman saat merespon aroma makanan dengan system kerja otak yang mengatur metabolisme, khususnya hipotalamus.

Manusia lebih peka terhadap bau saat mereka lapar daripada setelah mereka makan. Saat belum menemukan makanan, kalori akan teap tersimpan dalam tubuh dan ketika indera penciuman sudah mulai mencium aroma makanan maka otak mulai bekerja lebih cepat dalam merespon sistem metabolisme daripada tubuh

Lebih lanjut, Celine Riera sebagai salah satu peneliti mengatakan bahwa studi ini menunjukkan bahwa indera penciuman manusia benar-benar dapat mengubah bagaimana sistem kerja otak merasakan keseimbangan energi dan bagaimana otak mengatur keseimbangan energi tersebut dalam sistem metabolisme tubuh manusia.

Seperti dikutip dari boldsky.com, para peneliti juga mengungkapkan bahwa seseorang yang mengalami kegemukan dan jarang mencium aroma makanan akan mulai menurunkan berat badannya dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang sering mencium aroma makanan. Hasilnya mereka yang sering mencium aroma makanan berat badannya bisa membengkak hingga dua kali berat dari berat normal mereka sebelumnya.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism tersebut menggambarkan bahwa hilangnya aroma makanan yang dirasakan juga memainkan peran kunci pada manusia yang sering menjadi anoreksia atau gangguan makan yang menyebabkan seseorang terobsesi dengan berat badan dan apa yang mereka makan.

Andrew Dillin, salah seorang peneliti menyimpulkan bahwa sistem sensor pada tubuh manusia seperti halnya hidung sebagai indera penciuman berperan penting dalam sistem metabolisme tubuh. Bahwa berat badan seseorang yang mengalami kegemukan tidak murni hanya dikaitkan dengan banyaknya kalori yang dikonsumsi oleh tubuh, tapi juga dipengaruhi oleh faktor terkait bagaimana kalori tersebut dirasakan oleh indera penciuman. Jika seseorang bisa menerapkannya, mungkin penelitian ini akan benar-benar bisa bermanfaat dan sebagai salah satu solusi seseorang dalam menurunkan berat badannya.